Mengetahui dirinya memiliki latar belakang keluarga yang kurang bercukupan, apalagi dengan keterbatasannya dalam segi pengetahuan membuatnya tak berpikir panjang. Dia memutuskan untuk mengakhiri semua ini dengan cara menuntut ilmu lebih dalam lagi. Walaupun di awal-awal perjalanan, ia tak sedikitpun berniat untuk menghabiskan hari-harinya dengan belajar, bisa dikatakan itu adalah rasa paksaan yang ada dibenaknya. Namun tanpa dia sadari rasa terpaksa itu seketika menghilang sedikit demi sedikit. Hingga dia menemukan titik terang untuk solusi hidupnya.

Novel ini juga menceritakan tentang kehidupan sederhananya yang dipandang rendah oleh orang sekitar, namun nyatanya dibalik kehidupan yang sederhana itu terdapatlah sebuah kenikmatan yang datang secara bertahap. Rumahnya yang terletak di balik rimbunan pohon berpipa ruas juga membuat keluarga itu terhalang berkomunikasi dengan tetangga nya. Sehingga terkadang dia merasa hidupnya suram, juga terkadang gembira.